perempuan adalah racun

September 12, 2008

sory masih belum ada refrensi


Tentang Bidadari

September 10, 2008

Memujimu seakan tak pernah menumakan kepuasan.entah apakah karena minimnya imajinasiku atau karena agungnya ke-indahanmu.kau adalah bintang kejora di kegelapan malam, meskipun sinar bintang tak secerah sinar wajahmu.ah…mungkin aku terlalu bodoh sampai menyamakanmu dengan bintang.”maaaf” hanya itu yang bisa ku ucapkan.karena selama ini aku tak pernah bisa menemukan sesuatu yang bisa menyaingi ke-indahanmu,tidak pernah!

pikiran bodohku tiba-tiba mengaung, kau adalah hujan di musim kemarau, tapi cepat-cepat ku muntahkan pikiran itu, karena sejuknya matamu tak sebanding dengan hujan di musim kemarau.terlalu indah!.sungguh terlalu indah.

kuberlari ke puncak gunung hanya ingin mencari sesuatu yang lebih tinggi dari kepribadianmu, tapi yang ku peroleh hanyalah letih dan tangan hampa.

setiap subuh ku sempatkan tanganku menyentuh setetes embun tapi yang ada hanyalah sampah ketika kubandingkan dengan kesucian hatimu.

Kau buatku gila ketika ku dengar suaramu, tiba-tiba tubuh ini gemetar dan aliran darah ku berhenti seketika, entak kenapa, mungkin dia terkejut setelah mendengar suara asli sang bidadari. Malah bukan hanya tubuhku, bumi dan planet-planet semuanya bergetar dan serempak berteriak inilah bidadariku…!

Wahai perempuan padang pasir, izinkan aku memandangmu meski hanya lewat mimpi busukku, karena sebenarnya aku tak pantas memandang seluruh ke indahanmu dengan mata kasatku yang sangat sederhana ini.

Adalah engaku wahai dewi kesunyian yang selalu hadir ketika dahaga menyengat, ketika tubuh tak kuasa tegak berdiri, ketika mulut tak lagi berucap, kau tiba-tiba hadir dengan kepakan sayapmu, sesekali kurasakan desiran darah di tubuhku tiba-tiba berhenti,sel darah putih, sel darah merah, pembuluh nadi, semuanya hormat atas kehadiranmu, otakku yang sebelumnya sibuk tiba-tiba tak berfungsi dia terkejut atas kelembutanmu yang tak pernah dia rasakan sebelumnya.

Ketika itu pula aku terpana, tak berucap, tak bergerak, aku mati tapi masih bernafas.aku gila, aku bodoh ketika itu.sang matapun tak pernah sudi untuk menutup kelopaknya.dia sesekali sinkron dengan bibir dan memaksanya untuk senyum. Sang bibir senyum meski tak manis.lalu dia bangunkan sang telinga yang dari tadi masih khusuk menjamah suara bidadari.

Aku menyesal mengenalmu, karena setelah aku kenal kamu pikiranku kacau yang ada di otakku hanyalah kamu, kamu dan kamu…bidadari malamku…

Semoga tuhan mempertemukan kita dalam hubungan yang di ridhoi-Nya,

Satu kata buatmu “ku mencintamu karenaMu”


Tuhan baru bernama “Musik”

September 7, 2008

Nasruddin Albani dalam bukunya yang berjudul ”tahrimu Alati At-thorb” menyebutkan pengaharamannya terhadap musik,dikarenakan beberapa sebab.diantaranya beliau menyebutkan bahwa musik bisa menjadikan manusia lupa terhadap tuhannya.
Akan tetapi pendapat tersebut dibantah oleh salah seorang ulama ahli fiqh yaitu Syaikh Muhammad Abu zahro,beliau mengatakan”selama musik itu tidak berdampak pada perubahan psikologis seseorang, maka musik tersebut halal hukumnya”,beliau melanjutkan bahwa dari salah satu kebiasaan bangsa arab dahulu ialah sangat gemar sekali bermain musik dan Nabipun tidak pernah mengingkari hal tersebut.
Menurut hemat penulis setelah melihat dua pendapat diatas, maka penulis bisa mengatakan bahwa ”musik bisa menjadi haram hukumnya jika kita mabuk terhadapnya”
Jika kita melihat pada kondisi zaman sekarang seiring berkembangnya zaman teknologi yang mana musisi-musisi sekarang tidak hanya sebatas melantunkan lagunya tapi seakan-akan mereka telah menjadi “Tuhan” bagi penggemarnya.
Maka jangan heran kalau sering kita mendengar kelompok-kelompok seperti “slanker,bala dewa,jamers dll”. Dan yang tak kalah parahnya lagi, mereka telah berkiblat sepenuhnya pada “Tuhan barunya”.dalam artian mereka telah mentaqlid buta semua sifat dan perilaku sang idolanya.seperti sering kita temukan di jalan-jalan anak muda yang berjalan dengan rambut “punk-nya” yang berwarna-warni,dan juga dilengkapi dengan aksesoris-aksesoris di tubuhnya seperti gelang rantai,anting,dan tato.
Nah, seperti inilah yang sempat disinggung oleh Syaikh Muhammad Abu Zahro di atas yang mengatakan “musik itu bisa haram apabila berdampak pada perubahan psikologis seseorang”.
Jadi, sebagai kata terakhir dari penulis “kita boleh saja suka dan cinta pada musik asalkan kita tidak berlebihan dalam mencintainya, karena cinta yang berlebihan itu hanyalah untuk Allah dan Rosulnya”.seperti dalam firman-NYA”innallaha laa yuhibbul musrifiin”.